Teya Salat
HomeBlogAbout me
Silahkan login untuk bisa menggunakan layanan di Forum secara maksimal.

Mantra Sukses : "Saya layak sukses..! Saya sangat mampu, karena memang seharusnya demikian..! Saya hidup dalam kelimpahan terus-menerus..! Saya kuat, saya percaya diri, saya tenang, saya bahagia, saya dicintai..!"

*Post reply · Invite friends · From end
* Gemmy Benarkah anggapan bahwa
orang indonesia yang beragama islam lebih "arab" dan
"islami" daripada orang arab sendiri? pertanyaan
simple yang jarang diantara kita untuk memikirkannya
dan saya rasa memang benar iya jawabnya dan
begitulah realitanya. mari kita lihat berbagai fakta dan
realitanya di bawah ini.

1. Muslim Indonesia lebih akrab
menggunakan kata ummi abi
abah dan semisalnya, padahal
orang arab sendiri di jaman sekarang
jarang menggunakan kata seperti itu,
malah lebih sering menggunakan
mama, baba..

2. Begitu juga dengan penggunaan
kata akhi ukhti anta
antum ana, sering kita
mendengar percakapan dalam
berbagai potongan kata yang diadopsi
dari bahasa arab, padahal orang arab
sendiri bisa dikatakan jarang
menggunakan kata-kata fushah seperti
diatas.

3. Banyak muslim indonesia yang suka
memberi nama anaknya dengan label
arab, contohnya Al bukhori, Al habsyi
dsb, bahkan ada yang mencampur-
campurkan kata-kata bahasa arab
sampai tiga atau empat suku kata
kemudian dijadikan nama. alhasil
artinya jadi berantakan. realitanya di
arab sendiri nama yang setelah AL
adalah nama qobilah atau nama
nenek moyangnya.

4. Sikap orang arab terhadap non
muslim dan barat baik-baik saja, tidak
ada perlakuan diskriminatif seperti
yang dilakukan oleh kaum muslim
ekstrim dan radikal indonesia. yang
biasanya mengobarkan semangat
"Amerika Kafir" .. "Boikot
produk Amerika" dan sebagainya.
Kenyataannya orang arab sendiri terutama orang saudi
suka sekali dengan produk makanan dan minuman
amerika, contohnya pepsi, cocacola, mcdonald dsb.
bisa dikatakan itu adalah minuman wajib sehari-hari
bagi orang saudi.

5. Banyak muslim Indonesia yang
cenderung suka mengenakan pakaian
gaya Arab. Mereka mengira pakaian
yang mereka pakai itu pakaian Nabi
Muhammad SAW.
Padahal, jubah itu bukan pakaian Rasulullah. Abu
Jahal pun juga memakai jubah, karena itu pakaian
adat (Arab). dan hal itu menegaskan bahwa Kanjeng
Nabi sangat menghormati tradisi tempat tinggalnya.
Buktinya beliau memakai pakaian Arab. Nabi tidak
membikin pakaian sendiri untuk menunjukkan bahwa
dia Rasulullah. dan realitanya sekarang pun banyak
orang arab yang sekarang suka memakai pakaian yang
bukan jubah seperti setelan jas dan pakaian modern
lainnya. untuk lebih jelasnya silahkan baca Apakah
Memakai Jubah Itu Sunnah?
Gambar dibawah adalah contoh bahwa Rakyat
Indonesia kurang percaya diri dengan pakaian
adatnya, Dalam acara pemilu orang indonesia
kok malah pakai jubah? Semestinya yang
tepat adalah memakai pakaian adat Indonesia.

6. Banyak pemuda arab yang tidak
pandai dalam membaca alqur'an. di
universitas-universitas yang terdapat
di arab mayoritas mahasiswanya bisa
dikatakan buruk dalam materi kuliah
alqur'an. pemuda indonesia bisa
dikatakan lebih jago membaca
alqur'an daripada pemuda arab
(terutama saudi).
Dosen pengampu mata kuliah alqur'an di timur tengah
biasanya memaklumi hal ini dan memberi nilai lebih
pada mahasiswa domestik. untuk lebih jelasnya
silahkan tanya sama mahasiswa-mahasiswa indonesia
yang kuliah di timur tengah.
Sedangkan di Indonesia banyak sekali orang yang
mahir membaca Alqur'an, Pondok-pondok pencetak
hafidz qur'an menjamur dimana-mana. Bahkan
kemarin waktu "Musa" menang dalam lomba Hafidz
Cilik, dia dicium tangannya sama Syaikh Sudais.

7. Setiap kamis sore malam jum'at,
mayoritas muslim indonesia banyak
yang berziarah qubur di kuburan
orang tuanya ataupun kakek neneknya
yang sudah meninggal.
Di arab sendiri bisa dikatakan hampir tidak ada orang
yang mau ziarah kubur. apalagi sampai rutin tiap
malam jum'at. Nah, yang ini orang indonesia lebih
islami, Karena memang nabi memerintahkan untuk
berziarah kubur.

8. Setiap malam jum'at saya banyak
mendengar berbagai maulud dan
bacaan sholawat di masjid-masjid
maupun di musholla-musholla yang
ada di indonesia. dan itu memakai
pengeras suara. di arab memakai
pengeras suara di masjid untuk selain
adzan dan iqomah HARAM hukumnya.
Mengenai hal ini masih jadi
kontroversi apakah ini juga masuk
dalam kategori "Arab" atau "Islami" ??

9. Di indonesia, di masjid-masjid
maupun di surau-surau sang muadzin
akan menyanyikan sholawat memakai
pengeras suara sebelum iqomat atau
sholat dimulai. di arab sendiri tidak
ada hal yang demikian. Nah, di Arab
sendiri tidak ada kayak ginian.

10. Ketika ada orang yang meninggal,
di Indonesia biasanya diadakan
tahlilan sampai 7 hari dari kematian.
faktanya di arab sendiri tidak ada
tahlilan. baik hari pertama.
Di arab sendiri ta'ziyahnya hanya sekali dan itu tidak
ada tahlilan. cuma mengunjungi keluarga yang ditimpa
musibah dan mendoakannya agar tabah dan bersabar.

11. Banyak orang islam indonesia
yang "awam" suka memutar lagu-lagu
berbahasa arab seperti magadir,
habibi ya nurul aini..
hamawi ya mis mis dsb..
tidak sedikit diantara mereka yang
menganggap bahwa itu adalah
sholawat.
Tak jarang saya mendengar lagu-lagu itu di pengajian
umum bahkan ada yang nekat memutar lagu itu di
masjid. padahal lagu itu di arab sendiri bisa
dikategorikan lagu dangdut koplo.

12. Satu hal yang mengindikasikan
bahwa kaum muslim indonesia lebih
"islami" daripada orang arab adalah
berbagai komentar dari orang arab
sendiri ketika musim haji.. Muslimin
Indonesia adalah kaum muslim yang
paling santun dan paling ramah
sedunia.
Hal ini dibuktikan dengan kesopanan dan keramahan
jamaah haji indonesia sewaktu berinteraksi dengan
orang arab disana dan jamaah haji lainnya di seluruh
dunia. suatu contoh jika jamaah haji indonesia mau
berjalan di depan jamaah haji lain biasanya akan amit-
amit dulu (menundukkan punggung dan tangan)
Contoh lainnya adalah ketika jamaah haji indonesia
bertemu dengan jamaah haji lainnya.. hal pertama
yang dapat dilihat adalah senyuman dari jamaah haji
indonesia. bukankah senyuman orang islam untuk
orang islam lainnya adalah shodaqoh seperti yang
disabdakan oleh baginda nabi Muhammad SAW.
Kesimpulan
Menjadi Muslim berbeda dengan menjadi orang Arab,
maka Islamisasi jelas-jelas berbeda dengan Arabisasi.
Islam bukan ajaran Arab, walau Al Qur'an berbahasa
Arab, dan Nabi Muhammad dari kaum Arab. Islam itu
jalan hidup, prinsip hidup. Faktanya, turunnya Islam
justru ditentang kaum Arab di masa itu, karena Islam
datang mengubah tradisi, keyakinan, kebiasan jahil
Arab.
Jadi bisa dikatakan, Arab belum tentu Islam, dan Islam
tidak harus Arab. Yang jelas Islam itu pasti berdasar Al
Qur'an As Sunnah Ijma' Qiyas dan Qaul Sahabat.
Islam itu ya Islam, tidak perlu ada pandangan "disana
Islam Arab, disini Islam Nusantara", ini pandangan
yang justru memecah-belah Islam. Islam itu ya Islam,
Jangan dikotak-kotakkan.
Adapun menjadi Muslim, tidak berarti meninggalkan
budaya lokal, bila bertentang dengan Islam tinggalkan,
bila tidak ya lanjutkan. Apa standar meninggalkan dan
melanjutkan budaya setelah jadi Muslim? Ya aqidah,
bila bertentang dengan aqidah, ya harus tinggalkan.

Dalam Islam mudah saja, selama tidak dilarang syariat,
amalkan saja, namun bila sudah ada larangan syariat,
Islam yang diutamakan. Maka dalam Islam, semua
produk (fisik atau non-fisik) selain aqidah, boleh saja
diadopsi, teknologi juga termasuk "produk non-
aqidah". Tapi produk aqidah, selamanya bukan bagian
daripada Islam.
Kesimpulannya, belajarlah Islam, kaji terus Islam,
jangan berhenti. Jadi Muslim, nggak harus surbanan,
nggak harus jubah, yang jelas pikirmu, lisanmu,
amalmu, harus berasas Islam. Jangan sampai kebalik,
surbanan, sarungan, pecian, jubah, tapi pola pikirmu
dan referensimu liberal, jauh dari Kitabullah Sunnah.
Lebih bagus batikan, kemejaan, kaosan, celanaan, lalu
setiap kamu mikir, lisan, amal, semua ada dalil
Kitabullah dan Sunnah.
Semoga bermanfaat.
2017-01-25 10:29
* * *
* atahlilan.jpg · image/jpeg · 37.69KB
* apemilu.jpg · image/jpeg · 59.16KB
* arab+mekkah.jpg · image/jpeg · 27.41KB
· Reply · (0)

Online: Guests: 1